KEDUDUKAN DAN MANFAAT FILOLOGI
Dosen Pengampu :
Sugiarti, M.Pd.
Mata Kuliah :
Menulis 2
Di
susun oleh
Dedi Febriyanto (1588201015)
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN NURUL HUDA SUKARAJA BUAY
MADANG OKU TIMUR SUMATERA SELATAN
2016
Kata Pengantar
Puji
syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tanpa ada
halangan yang berarti. Dalam proses pembuatan makalah ini tentunya penulis
tidak hanya bergerak sendiri, banyak pihak yang
ikut andil memberikan dukungan sehingga makalah sederhana ini dapat
terselesaikan. Disini Penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Ibu Sugiarti,S.Pd.
Selaku dosen pengampu mata kuliah filologi yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan dengan penuh kesabaran kepada penulis.
2. Mahasiswa C2 yang telah memberikan dukungan penuh
kepada penulis dalam pembuatan makalah dalam ruang lingkup kampus.
Selanjutnya, Penulis sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini
tentunya masih sangat banyak kekurangan dan kesalahan yang terjadi, untuk itu
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan guna
penyempurnaan makalah yang akan datang. Terakhir, harapan terbesar penulis
semoga makalah sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
Cahayamas, 29 September 2016
Daftar
Isi
Kata Pengantar ................................................................................ ii
Daftar Isi
........................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah
.......................................................... 2
C. Tujuan
.............................................................................. 2
BAB
II KEDUDUKAN DAN MANFAAT FILOLOGI
A. Pengertian
Filologi
.......................................................... 3
B. Kedudukan
Filologi ......................................................... 4
C. Manfaat
Filologi ............................................................... 6
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
...................................................................... 9
B. Saran
................................................................................ 9
Daftar Pustaka
................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
kehidupannnya manusia tidak bisa lepas dari kebudayaannya karena pada
hakikatnya kebudayaan adalah bagian yang membentuk manusia menjadi mahluk
sosial. Sedangkan yang termasuk dalam kebudayaan adalah sastra dan bahasa. Dua
komponen inilah yang membuat hubungan antar manusia menjadi lebih mudah. Dalam
dunia keilmuan, terdapat bidang khusus yang mengkaji tentang semua yang
berkaitan dengan masyarakat, kebudayaan, sastra maupun bahasa bidang itu adalah
filologi. Tak ubahnya seperti manusia yang saling membutuhkan orang lain dalam
menjalani kehidupannya sehingga disebut sebagai mahluk sosial, filologi sebagai
disiplin ilmu juga membutuhkan bantuan dari ilmu-ilmu lain untuk menunjang
keberhasilannya dalam mengkaji hal-hal yang dijadikan sebagai objek
pengkajiannya. Inilah salah satu permasalahan yang akan dituntaskan dalam
makalah ini. Selain itu makalah ini akan memaparkan tentang hakikat filologi,
kedudukan dan manfaat filologi bagi ilmu lain.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dinamakan dengan
filologi?
2.
Bagaimana kedudukan filologi
terhadap ilmu-ilmu lain?
3.
Apa manfaat filologi
terhadap ilmu-ilmu lain?
4.
Apa manfaat mempelajari
filologi?
C.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini
adalah untuk memahamkan pembaca tentang hakikat fonologi serta kedudukan dan
manfaatnya terhadap ilmu-ilmu lain.
BAB II
KEDUDUKAN
DAN MANFAAT FILOLOGI
A. Pengertian Filologi
Secara etimologi, filologi berasal
dari bahasa Yunani philologia yang berupa gabungan kata dari philos
yang berarti “teman” dan logos yang berarti “ilmu” (Baried, 1994: 2). Philologia
itu sendiri berarti senang akan perdebatan, belajar, dan sastra (Webster, 1981:
1698). Secara terminologi, kata filologi mulai dipakai pada abad 3 SM
oleh sekelompok ahli dari Iskandariyah, yaitu untuk menyebut keahlian yang
diperlukan untuk mengkaji peninggalan tulisan-tulisan kuno yang berasal dari
kurun waktu beratus-ratus tahun sebelumnya. Ahli dari Iskandariyah yang pertama
kali melontarkan istilah filologi bernama Eratosthenes (Baried, 1994: 2).
Filologi merupakan ilmu interdisipliner antara
linguistik, sejarah, dan kebudayaan (Chaer, 2007: 16). Kata filologi itu
sendiri masuk ke dalam bahasa Indonesia sebagai kata serapan dari bahasa
Inggris philology yang berdasarkan pada kamus Webster (1698) memiliki 3
arti:
1.
Kajian sastra yang biasanya mencakup tata bahasa,
kritik, sejarah sastra, bahasa sastra, metode menulis, dan beberapa bidang lain
yang berkaitan dengan sastra atau dengan bahasa yang digunakan dalam karya
sastra. Secara singkat terkadang diartikan juga sebagai pengetahuan akan sastra
dan karya-karya klasik.
2.
Dalam bidang linguistik, diartikan sebagai:
a)
Linguistik historis dan komparatif,
b)
Kajian atas bahasa manusia terutama dalam posisinya
sebagai sarana sastra dan sebagai ranah kajian yang memperjelas sejarah sebuah
kebudayaan.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa filologi merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang kebudayaan masa
lampau suatu bangsa berdasarkan bahasa dan sastranya.
B. Kedudukan Filologi Diantara Ilmu-Ilmu Lain
Filologi
memandang ilmu-ilmu lain sebagai ilmu bantuya, sebaliknya, ilmu-ilmu lain
menganggap filologi sebagai ilmu bantunya. Maka dari sinilah akan tampak adanya
hubungan timbal balik dan saling
membutuhkan antara filologi dengan ilmu-ilmu
lainnya. Mengingat objek kajian filologi adalah bahasa, filologi memerlukan
ilmu Bantu yang erat hubungannya dengan bahasa, masyarakat dan budaya yang
melahirkan naskah tersebut. Ilmu
yang membutuhkan filologi dan Ilmu yang dibutuhkan filologi antara lain :
1.
Linguistik. Cabang
linguistik yang dapat membantu filologi antara lain :
a)
Etimologi, ilmu yang mempelajari asal-usul dan sejarah kata.
b)
Fonologi, mempelajari bunyi bahasa
c)
Morfologi mempelajari pembentukan
kata
d) semantik mengkaji tentang makna kata.-
e)
Sosiolinguistik, mempelajari hubungan dan pengaruh antara perilaku bahasa dan
perilaku masyarakat untuk membantu pengungkapan keadaan sosial budayanya yang
terkandung dalam naskah.-
f)
Stalistika, menyelidiki bahasa sastra, khususnya gaya bahasa, dalam pencarian
teks asli dan dalam penentuan usia teks.
Ahli linguistik mempercayakan pembacaan teks-teks lama kepada para ahli filologi dan ahli epigram. Ahli linguistic menggali dan menganalisis seluk-beluk bahasa tulis yang umumnya berbeda dengan bahsa sehari-hari.
Ahli linguistik mempercayakan pembacaan teks-teks lama kepada para ahli filologi dan ahli epigram. Ahli linguistic menggali dan menganalisis seluk-beluk bahasa tulis yang umumnya berbeda dengan bahsa sehari-hari.
2.
Pengetahuan bahasa yang
mempengaruhi bahasa teks. misalnya Bahasa Sansekerta, digunakan untuk
pengkajian naskah-naskah Jawa, khususnya Jawa Kuna.- Bahasa Arab, diperlukan
untuk pengkajian naskah-naskah yang terkena pengaruh Islam, khususnya yang
berisi ajaraan Islam dan tasawuf atau suluk.- Bahasa Daerah Nusantara,
diperlukan untuk penggarapan naskah Nusantara yang erat kaitannya dengan bahasa
naskah.
3.
Ilmu Sastra. Ilmu sastra
telah dipelajari sejak zaman Aristoteles, Buku Poetika, hasil karya
sastra Aristoteles yang sangat terkenal adalah tentang teori sastra yang
paling awal (Sutrisno, 1981 : 6). Berdasarkan cara menerangkan dan menilai
karya sastra, Abrams membedakan tipe-tipe pendekatan menjadi empat, pendekatan mimetik,
pendekatan pragmatik, pendekatan ekspresif, pendekatan objektif.
Bantuan filologi kepada ilmu sastra berupa penyuntingan naskah lama dan hasil
pembahasan teks yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyusun sejarah sastra
ataupun teori sastra.Hasil kajian terhadap teks-teks sastra lama akan sangat
berguna untuk penyusunan teori-teori ilmu sastra yang betul-betul bersifat
umum.
4.
Pengetahuan agama Hindu,
Budha dan Islam Diperlukan sebagai bekal penanganan sebagian besar
naskah-naskah Nusantara, terutama naskah yang berisi keagamaan yang biasa
disebut sastra kitab. Suntingan naskah, terutama naskah yang mengandung
teks keagamaan / sastra kitab, hasil kandungannya menjadi bahan perkembangan
penulisan yang berguna. Penanganan naskah sastra kitab secara filologis akan sangat
bermanfaat bagi ilmu sejarah perkembangan agama.
5.
Sejarah kebudayan dan Adat
Istiadat, Melalui sejarah kebudayaan akan diketahui pertumbuhan dan
perkembangan unsur-unsur budaya suatu bangsa, adat istiadat, kepercayaan,
kesenian, dan lain-lain. Karena itu, pendekatan historis berunsur sistem
kemasyarakatan, kesenian, ilmu pengetahuan dan agama. Filologi banyak
mengungkap khazanah ruhaniah warisan nenek moyang, misalnya kepercayaan, adapt
istiadat, kesenian, dan lainnya.Banyak naskah nusantara yang merekam adat
istiadat. Dalam khazanah sastrra Nusantara terdapat teks sebagai hukum Melayu
disebut dengan ‘undang-undang’, dalam Jawa disebut ‘angger-angger’.
6.
Antropologi. Ahli filologi dapat
memanfaatan hasil kajian atau metode antropologi sebagai suatu ilmu yang
berobjek penyelidikan manusia dari segi fisiknya, masyarakatnya, dan
kebudayaannya.
7.
Folklor. Unsur-unsur budaya folklore
digolongkan menjadi dua, yaitu:
a)
Golongan unsur budaya
bersifat lisan. Seperti, mitologi, legenda, cerita asal-usul sesuatu, cerita
pelipurlara, dongeng, mantera, tahayul, teka-teki, peribahasa, drama
tradisional.
b)
Golongan unsur budaya berupa
upacara-upacara. Upacara yang mengiringi kelahiran, perkawinan, dan kematian. Penggarapan
naskah-naskah lama Nusantara memerlukan bekal teori dan pengetahuan bahasa,
sastra, agama, dan sosial budaya bangsa yang melahirkannya.
8. Ilmu Sejarah. Melalui proses pengkajian filologis, naskah
dimanfaatkan sebagai sumber sejarah yang bersifat histories dan melukiskan
peristiwa-peristiwa yang sezaman dengan penulisnya.Naskah-naskah Nusantara
dipandang berisi banyak sejarah yang cukup banyak. Misalnya, Negarakertagama,
Pararaton (Jawa Kuno), Babad Tanah Jawi, Babad Dipanegara (Jawa
Baru), Sejarah Melayu, Hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat Aceh, dan Hikayat
Banjar (Melayu), batu nisan Sultan Malikus Salih
(Aceh)9. Ilmu FilsafatKehidupan masyarakat tradisional
Nusantara tampak didominasi oleh nilai-nilai seni dan agama.Pemikiran rasional
yang disebut ‘filsafat’ baru muncul setelah mendapat pengaruh islam. Sumbangan
utama filologi kepada filsafat adalah berupa suntingan naskah disertai dengan
transliterasi dan terjemahan dalam bahasa nasional.
C. Manfaat
Filologi
Secara umum manfaat filologi adalah menjaga
kelestarian warisan luhur nenek moyang yang terkandung dalam naskah-naskah
klasik. Dengan filologi naskah-naskah yang diambang kerusakan bisa
diselamatkan. Lebih jauh dari itu hasil kerja filologi dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat dari berbagai bidang pekerjaan dan cabang ilmu untuk memperdalam dan
memperluas pengetahuan mereka di bidangnya masing-masing. Dilihat dari
pelestarian dan pengembangan budaya dan sastra daerah, filologi bernilai
strategis. Objek studi filologi berasal dari berbagai daerah di nusantara yang
dengan sendirinya membantu pelestarian dan pengembangan budaya dan sastra
daerah. Rekonstruksi historis jadi mungkin dilakukan karena hasil kerja
filologi. Selain rekonstruksi historis, adanya hasil kerja filologi bisa
dijadikan dasar pemahaman akan kebudayaan bangsa Indonesia sebagai suatu
pemahaman yang bisa dipertanggung jawabkan secara moral karena ditunjang oleh
akar argemen yang kuat secara historis. Kajian naskah lama bermanfaat bagi
sumbangan kesusastraan Indonesia khususnya dan kesusastraan dunia umumnya baik
dalam kajian sejarah sastranya maupun teori sastranya.
Dengan ditemukannya naskah-naskah
lama dan masih dalam keadaan baik dan terawat akan menjadikan khasanah sastra
nusantara semakin kaya, menambah kekuatan sejarah kesusastraan di Indonesia dan
mengaitkan pada adanya sumbangan pemikiran melalui bidang sastra dalam
penyebaran dan identitas keagamaan di Indonesia serta memperkenalkan kekayaan
budaya dan kesustraan berbagai daerah di Nusantara yang pernah berkembang di
Indonesia. Hasil filologi juga sangat bermanfaat para peneliti. Hasil
penelitian filologi bisa dimanfaatkan untuk penelitian di bidang sastra,
bahasa, filsafat, atau bidang ilmu lain. Dari sisi pengembagan budaya,
penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembagan budaya daerah yang pada
akhirnya akan mengembangkan budaya nasional. Manfaat-manfaat khusus yang dapat
dinikmati dari hasil kerja filologi antara lain:
a) Untuk bidang
bahasa, memperkaya perbendaharaan kata (istilah) dalam rangka penyusunan kamus;
b) Untuk Bidang
Sastra, mengenal, mempelajari, dan menikmati karya sastra Lama yang ada di
nusantara;
c) Untuk Bidang
Sejarah, dapat digunakan sebagai sumber data sejarah masa lalu, terutama
tentang sejarah kerajaan-kerajaan di nusantara;
d) Untuk Bidang
Pendidikan, isi cerita dapat dijadikan suri teladan yang baik dan bermanfaat
bagi kehidupan masyarakat sekarang.
Sedangkan manfaat kajian filologi bagi
ilmu-ilmu lain yakni sebagai berikut:
a)
Ilmu bantu
Linguistik, terutama linguistik diakronik, sebab linguistik
diakronik merupakan ilmu perbandingan bahasa oleh karena itu memerlukan kajian
teks lama hasil filologi.
b)
Ilmu sastra, bantuan
filologi terutama dalam bentuk penyajian teks suntingan dan hasil pengkajian
teks yang mungkin dapat digunakan dalam penyusunan sejarah sastra atau teori
sastra.
c)
Sejarah
Kebudayaan, dengan kajian filologi dapat diungkap khasanah rohaniah nenek moyang,
seperti kepercayaan, adat-istiadat, kesenian, dan bahasa.
d)
Sejarah, banyak
kajian filologi tentang sejarah, yaitu Negara kertagama, Pararaton (naskah Jawa
kuno), Naskah babad Tanah Jawi, Babad Dipanegara, Babad Blambangan, , Babad
Demak (naskah Jawa baru) dll.
e)
Hukum Adat, dukungan
filologi terutama sebagai sumber data (penyedia teks). Banyak naskah Nusantara
yang berisi adat istiadat daerah tertentu. Contoh teks undang-undang dalam
sastra Melayu, adalah: Undang – undang Negeri Malaka atau risalah Hukum
Kanun/Kanon, Undang-Undang minangkabau, Undang-undang Bangkahulu dll.
f)
Sejarah
Perkembangan Agama, telah dikemukakan hasil kajian filologi menyatakan bahwa naskah Nusantara
banyak yang mengandung teks keagamaan. Misalnya teks Jawa kuno menggambarkan
kehidupan masyarakat beragama Hindu dan Buda, teks Melayu menggambarkan
masyarakat beragama Islam.
g)
Filsafat, renungan
bersifat filsafat pernah terjadi di masa lampau antara lain digali lewat budaya
lama yang berwujud teks sastra. Filsafat mengutamakan ratio, dan pemikiran
bersifat rational ini dimulai pada zaman datanganya Islam. Teks-teks lama terbukti
mengandung renungan filsafat yang erat kaitannya dengan seni dan agama, yaitu
etika, estetika, dan metafisika. Contoh teks suntingan yang dimanfaatkan ahli
filsafat adalah: Sang Hyang
Kamahayanikan, Ramayana Kakawin, Arjuna Wiwaha, Boma Kaviya, Hikayat Banjar,
Hikayat Merong Mahawangsa, Hikayat Sri Rama dll. (halaman1.27)
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filologi merupakan disiplin ilmu
yang mengkaji tentang kebudayaan suatu bangsa berdasarkan bahasa dan sastranya.
Dalam kaitannya dengan ilmu-ilmu lain filologi mempunyai kedudukan, peranan dan manfaat yang sangat besar terhadap
pengkajian disiplin ilmu yang lain. Kedudukan filologi dengan ilmu lain
berkenaan dengan hubungan timbal balik diantara keduanya. Antara filologi dan
ilmu lain saling membutuhkan. Sedangkan Diantara ilmu-ilmu yang membutuhkan
kajian hasil dari filologi adalah linguistik, ilmu sejarah, folklor,
antropologi, dan lain sebagainya.
Adapun manfaat khusus yang akan diperoleh bagi yang
mempelajari filologi mencakup:
a. Untuk bidang
bahasa, memperkaya perbendaharaan kata (istilah) dalam rangka penyusunan kamus;
b. Untuk Bidang
Sastra, mengenal, mempelajari, dan menikmati karya sastra Lama yang ada di
nusantara;
c. Untuk Bidang
Sejarah, dapat digunakan sebagai sumber data sejarah masa lalu, terutama
tentang sejarah kerajaan-kerajaan di nusantara.
d. Untuk Bidang
Pendidikan, isi cerita dapat dijadikan suri teladan yang baik dan bermanfaat
bagi kehidupan masyarakat sekarang.
B. Saran
Dari
pemaparan makalah ini, penulis menyarankan kepada segenap pembaca untuk
mempelajari filologi, khususnya bagi kalangan mahasiswa. Hal ini dikarenakan
mempelajari filologi akan menumbuhkan jiwa sastra dalam diri seseorang yang
akhirnya akan menjadi daya gerak untuk mengembangkan sastra kebudayaan
daerahnya.
Daftar
Pustaka
Baried,
Siti Baroroh, dkk. 1985. Pengantar Teori
Filologi. Yogyakarta. Badan Penelitian dan Publikasi Fakultas (BPPF)
Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada.
http://pbsindonesia.fkip-uninus.org/media.php?module=detailartikel&id (Diunduh
pada 25 September 2016, Pukul 11.25 WIB).